Teman
Apa arti dari kata "teman" yang sebenarnya? Apa kalian tau? Sejujurnya... aku masih tidak terlalu mengerti apa yang sebenarnya dimaksud dengan "teman."
Kalau menurut wikipedia sih... pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Apakah jika kita tidak saling mendukung dan tidak dapat bekerja sama itu artinya kita bukan teman? Bingung kan? Aku juga.
Sampai saat ini pun aku belum pernah merasakan yang namanya "teman sejati." Ada satu orang teman yang sejak SD selalu bersamaku, punya hobi yang sama denganku, bahkan ulang tahun kami pun berdekatan. Karena itu, setiap tahun kami bertukar kado. Aku menyayanginya dan aku merasa "bisa" merasakan setiap kesedihan hatinya. Meskipun aku tidak terlalu pandai dalam memperlihatkan kepedulianku.
Ternyata pertemanan kami hanya ditakdirkan di masa kecil. Bahkan, saat kami belum sempat menginjak masa dewasa bersama. Semua itu hanya karna popularitas. Dia iri dengan semua popularitasku. Dia juga ingin menjadi populer dan dikenal banyak orang. Akhirnya dia pun pergi meninggalkanku. Sampai sekarang, kami memang masih berteman namun tidak seakrab dulu. Setiap senyuman dan tawa kami tak pernah sehangat dulu. Setiap pelukan dan cerita tidak senyaman yang dulu. Terlebih lagi, kami tak pernah lagi bertukar kado. Tradisi kecil yang kami lakukan sejak dulu, sekarang hanya tinggal kenangan.
Karna dia aku belajar bahwa orang-orang memang ditakdirkan untuk datang dan pergi, untuk tinggal dan meninggalkan. Kita hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk itu. Ketika banyak orang datang, maka saat itu juga akan banyak orang yang pergi. Sejatinya dunia ini pasti selalu adil. Dunia tidak akan pernah benar-benar meninggalkan kita sendirian. Akan tetapi, dunia juga tidak akan pernah benar-benar menemani kita. Itulah yang kupelajari. Agar tidak terlalu percaya pada orang lain karna semuanya akan berujung kecewa.
Aku tidak pernah menyalahkan dia tentang masalah ini. Dia pun tidak pernah menyalahkanku. Akan tetapi, memang sesuatu yang sudah hancur akan sangat sulit untuk kembali seperti semula bukan?
Sampai saat ini pun aku belum pernah merasakan yang namanya "teman sejati." Ada satu orang teman yang sejak SD selalu bersamaku, punya hobi yang sama denganku, bahkan ulang tahun kami pun berdekatan. Karena itu, setiap tahun kami bertukar kado. Aku menyayanginya dan aku merasa "bisa" merasakan setiap kesedihan hatinya. Meskipun aku tidak terlalu pandai dalam memperlihatkan kepedulianku.
Ternyata pertemanan kami hanya ditakdirkan di masa kecil. Bahkan, saat kami belum sempat menginjak masa dewasa bersama. Semua itu hanya karna popularitas. Dia iri dengan semua popularitasku. Dia juga ingin menjadi populer dan dikenal banyak orang. Akhirnya dia pun pergi meninggalkanku. Sampai sekarang, kami memang masih berteman namun tidak seakrab dulu. Setiap senyuman dan tawa kami tak pernah sehangat dulu. Setiap pelukan dan cerita tidak senyaman yang dulu. Terlebih lagi, kami tak pernah lagi bertukar kado. Tradisi kecil yang kami lakukan sejak dulu, sekarang hanya tinggal kenangan.
Karna dia aku belajar bahwa orang-orang memang ditakdirkan untuk datang dan pergi, untuk tinggal dan meninggalkan. Kita hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk itu. Ketika banyak orang datang, maka saat itu juga akan banyak orang yang pergi. Sejatinya dunia ini pasti selalu adil. Dunia tidak akan pernah benar-benar meninggalkan kita sendirian. Akan tetapi, dunia juga tidak akan pernah benar-benar menemani kita. Itulah yang kupelajari. Agar tidak terlalu percaya pada orang lain karna semuanya akan berujung kecewa.
Aku tidak pernah menyalahkan dia tentang masalah ini. Dia pun tidak pernah menyalahkanku. Akan tetapi, memang sesuatu yang sudah hancur akan sangat sulit untuk kembali seperti semula bukan?
Komentar
Posting Komentar