Sebuah Permintaan Maaf

Maaf


    Hingga saat ini aku masih terus menolak untuk melupakanmu. 
    Aku masih terus mengingatmu, mencari tau segala hal tentangmu, dan terkadang -tanpa rasa bersalah- akupun masih sering mencoba mencuri perhatianmu lagi, dan lagi, tanpa pernah bertanya apa yang kau rasakan ketika aku kembali menginginkan perhatianmu. Aku masih mencari namamu di seluruh social media, mencoba untuk tau kapan terakhir kali kamu online, kapan terakhir kali kamu membuat status, kapan terakhir kali kamu mengupload foto. Aku masih menghitung mundur setiap harinya mnejelang hari ulang tahunmu. Tanpa rasa bersalah aku masih melakukan semua itu. Maafkan aku yang tak pernah memikirkan perasaanmu, aku hanya selalu memikirkan diriku dan perasaanku sendiri. Dan tanpa sadar, aku terlalu membebanimu dengan semua sikapku.

    Jujur, aku masih sangat bingung. Sanggupkah aku untuk mengirimu sebuah pesan panjang dengan beberapa paragraf berisikan harapanku untuk dirimu di usia mu yang memasuki 18 tahun ini. Tapi ntah kenapa aku begitu takut. Awalnya aku begitu semangat untuk hari kelahiranmu, aku mempersiapkan segalanya, mencari semua foto dan semua informasi tentang apa yang kau inginkan. Tapi, saat aku melihat semua foto-foto lama itu, membuka semua album kenangan yang selama ini aku coba asingkan dari ingatan, ternyata aku tidak cukup kuat untuk melakukan semua itu. Aku tidak cukup kuat untuk melihat kembali semua cerita kita di masa lalu. Tanganku bergetar ketika mencoba untuk mengedit fotomu. Begitu takutnya aku untuk kembali merasa kehilangan. Keringat dingin. Mual. Aku ingin melupakan semua rasa sakit ini. Belajarku pun terganggu, pikiranku tak lagi fokus. Yang aku pikirkan saat itu hanya semua kenangan, dan kenapa bisa berakhir seperti ini? Kupikir, aku tidak akan pernah kehilanganmu, ternyata aku salah. Orang yang aku pikir gak akan pernah ngecewain aku pun pada akhirnya juga mengecewakanku.

    Sejujurnya, aku belum ingin untuk melupakanmu dan segalanya tentangmu, aku masih ingin mengingat dan berharap kau akan kembali lagi kepadaku seperti katamu waktu itu-yang mungkin kamu sudah tidak mengingatnya- tapi sepertinya disini hanya aku yang berharap akan adanya kesempatan kedua. Aku rasa kamu menyukai kehidupan tanpa diriku yang selalu merepotkan, menyusahkan, dan menyebalkan. Aku sadar betapa sulitnya seseorang untuk berada di sisiku. Karna, hanya kamu orang yang sanggup bertahan denganku sampai sejauh ini.
    Apa kamu tak pernah lagi memikirkanku? Bagaimana perasaanmu sekarang terhadapku? Apa kamu masih melakukan semua kebiasaan yang dulu kita lakukan bersama? Apa kamu masih ingat dengan semua harapan kita? Apa kamu masih ingat semua impian kita? 

Dulu kita pernah merancang mimpi bersama, semua ambisimu akan masa depan selalu membuatku lebih bersemangat untuk mengejar mimpi-mimpi itu. Namun, sekarang. Hanya tersisa aku. Aku yang merancang mimpi buta-ku sendirian-tak lagi denganmu. Aku merindukanmu dan semua mimpi-mimpimu. Aku merindukan belajar bersamamu. Termotivasi dengan semua pencapaianmu yang lebih tinggi dariku. Singkatnya, Aku merindukanmu. Bisakah kita kembali seperti dulu lagi?

    Kurasa, kamu sudah terlalu nyaman dan bahagia dengan duniamu sendiri, aku merasakannya. Dan aku janji, ketika aku sudah pulih dan sembuh, ketika aku sudah ketemu dengan terbiasa, aku akan melupakanmu, aku akan melepaskanmu, saat hari istimewamu tiba, aku akan mulai untuk menerima “lupa” ini, aku akan mulai mencoba untuk ikhlas. 

    Aku janji aku tidak akan lagi mengharapkanmu. Ataupun merepotkanmu, aku tidak ingin menyakitimu lagi. Maaf aku sudah sangat merepotkanmu, menysahkanmu, bahkan aku bukan sahabat yang baik untukmu, yang bisa kulakukan hanya selalu menyakitimu. 

    Aku janji, setelah hari itu tiba, tidak akan lagi aku mengganggumu dengan semua permasalahan hidupku yang tak pernah ada pentingnya untukmu. Tak akan lagi aku mengganggumu dengan semua tangisan atas permasalahan hidupku. Tak akan lagi kau temukan aku dengan semua keluhanku. Tak akan lagi kau pusingkan semua perbuatanku yang menyakitimu. Tak akan lagi kau rasakan sedih karna aku yang tak pernah memikirkanmu. Tak akan lagi tidurmu terganggu karena aku yang selalu minta untuk ditemani saat tak bisa tidur. 

    Aku akan membebaskanmu dariku, aku akan tumbuh dewasa tanpamu, karna sebelumnya akupun pernah begitu, aku tidak akan menyakitimu lagi, aku janji, maafkan aku. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Love You Anymore - Michael Buble

Teman